
Perekonomian Indonesia saat ini tengah memasuki era transformasi digital, di mana teknologi bukan hanya menjadi alat bantu, tetapi telah menjadi fondasi utama dalam menjalankan bisnis. Dalam lanskap baru ini, generasi muda memiliki posisi strategis sebagai pelaku utama perubahan. Melalui organisasi seperti Hipmi, atau Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, para pemuda Indonesia diberikan ruang untuk berkembang menjadi pengusaha tangguh, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
Sejak didirikan pada tahun 1972, HIPMI telah menjadi wadah penting bagi anak muda untuk menyalurkan ide-ide bisnis mereka, membangun jejaring usaha, serta mendapatkan pembinaan dan edukasi dalam menghadapi tantangan global. HIPMI tidak hanya mencetak pengusaha sukses, tapi juga menciptakan pemimpin yang siap membawa Indonesia ke tingkat ekonomi yang lebih maju.
Menjadi pengusaha muda di era digital bukanlah hal yang mudah. Meskipun peluang terbuka sangat luas, tantangan pun datang dari berbagai sisi. Beberapa kendala yang umum dihadapi antara lain:
Kurangnya akses terhadap permodalan
Minimnya pengalaman dan mentor bisnis
Keterbatasan dalam memahami regulasi
Persaingan global yang sangat ketat
Perubahan teknologi yang sangat cepat
HIPMI hadir untuk menjembatani semua tantangan tersebut melalui program, pelatihan, kemitraan, dan kolaborasi yang bertujuan memperkuat kapasitas para anggotanya.
Sejak awal pendiriannya oleh tokoh-tokoh seperti Drs. Abdul Latief dan Ir. Siswono Yudo Husodo, HIPMI telah mengusung semangat untuk menumbuhkan budaya wirausaha di kalangan pemuda. Visi ini tidak hanya berhenti pada pendirian bisnis, tetapi juga mencakup bagaimana menciptakan usaha yang tahan krisis, berkelanjutan, dan berdampak sosial.
Beberapa pendekatan strategis HIPMI dalam mendukung wirausaha muda:
Inkubasi bisnis melalui pelatihan kewirausahaan terstruktur.
Pembinaan dan pendampingan dari para pelaku usaha senior.
Koneksi bisnis nasional dan internasional untuk membuka pasar lebih luas.
Akses ke lembaga keuangan dan investor.
Sertifikasi dan legalitas usaha yang disesuaikan dengan regulasi.
Dengan program-program ini, HIPMI mendorong terciptanya wirausahawan yang tidak hanya survive, tetapi juga thrive di tengah disrupsi ekonomi.
Transformasi digital membawa perubahan besar dalam berbagai sektor. Mulai dari e-commerce, fintech, edutech, agritech hingga industri kreatif digital, semuanya membuka peluang luas bagi anak muda untuk berkarya dan berbisnis.
HIPMI menyadari pentingnya adaptasi terhadap era ini. Oleh sebab itu, HIPMI aktif:
Mengadakan workshop digital marketing dan e-commerce.
Membangun platform digital HIPMI sebagai pusat informasi dan jejaring.
Menyusun kurikulum pelatihan bisnis berbasis teknologi.
Bekerja sama dengan startup digital untuk mentoring dan kolaborasi.
Langkah ini menjadikan HIPMI sebagai organisasi yang adaptif dan futuristik, menyiapkan anggotanya untuk siap bersaing di tingkat global.
Salah satu kekuatan HIPMI adalah kemampuannya dalam menjembatani kepentingan pelaku usaha muda dengan pihak pemerintah maupun industri besar. HIPMI secara aktif terlibat dalam:
Advokasi kebijakan yang ramah pengusaha muda.
Diskusi publik terkait regulasi ekonomi digital dan UMKM.
Kemitraan strategis dengan kementerian, BUMN, dan swasta.
Menjadi mitra resmi pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi lokal.
Kolaborasi ini memberikan manfaat nyata bagi anggota HIPMI, mulai dari kemudahan izin usaha, akses bantuan modal, hingga peluang proyek-proyek strategis.
Keberadaan HIPMI di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia memungkinkan organisasi ini menjangkau potensi lokal secara menyeluruh. Setiap daerah memiliki karakteristik dan kekuatan ekonomi yang berbeda, dan HIPMI membantu mengolah potensi tersebut menjadi kekuatan ekonomi.
Contoh konkret kiprah HIPMI daerah:
HIPMI Jawa Timur mendorong pengembangan agribisnis modern.
HIPMI Kalimantan fokus pada pengolahan sumber daya alam berbasis green business.
HIPMI Sumatera mengembangkan sektor pariwisata digital dan kreatif.
Setiap daerah didorong untuk membentuk klaster usaha yang berbasis pada keunggulan lokal dan siap untuk ekspansi nasional maupun ekspor.
Pada Musyawarah Nasional ke-17 yang digelar pada tahun 2022, Akbar Buchari terpilih sebagai Ketua Umum HIPMI untuk periode 2022–2025, menggantikan Mardani H. Maming. Kepemimpinan baru ini membawa semangat regenerasi, profesionalisme, dan digitalisasi organisasi.
Di bawah kepemimpinan Akbar Buchari, HIPMI menargetkan:
Menambah 100.000 wirausaha muda baru hingga 2025
Menjadi mitra utama dalam pencapaian Indonesia Emas 2045
Mendorong percepatan digitalisasi di sektor UMKM
Menguatkan etika dan tata kelola bisnis di kalangan pengusaha muda
Kepemimpinan ini tidak hanya berbicara soal program, tapi juga membangun kultur organisasi yang modern, inklusif, dan agile.
Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 dunia pada tahun 2045. Namun, prediksi ini hanya akan terwujud jika ada investasi besar dalam pengembangan wirausaha muda. HIPMI sebagai organisasi non-partisan dan independen, berperan dalam membina dan mendorong generasi muda untuk menjadi pelaku ekonomi yang tangguh.
Apa yang membuat peran HIPMI penting ke depan?
HIPMI adalah ekosistem.
HIPMI adalah akselerator.
HIPMI adalah penjembatan antar generasi pengusaha.
HIPMI adalah platform untuk inovasi.
Dengan lebih dari lima dekade pengalaman, HIPMI terus bertransformasi menjadi organisasi yang mampu menjawab tantangan zaman dan membimbing generasi muda menuju kesuksesan usaha yang berdampak.
Dalam perjalanan menuju ekonomi Indonesia yang tangguh dan inklusif, peran pengusaha muda tidak bisa diremehkan. Mereka adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi masa depan. Melalui HIPMI, potensi tersebut tidak hanya digali, tetapi juga diberdayakan, dibimbing, dan dihubungkan ke berbagai sumber daya yang diperlukan untuk berkembang.
Generasi muda Indonesia kini tak perlu berjalan sendiri. Dengan dukungan dan pembinaan dari HIPMI, mereka bisa melangkah lebih jauh, lebih percaya diri, dan siap menjadi penggerak utama kemajuan bangsa